Skip to main content

Perbedaan Sastra Lama dan Baru serta contohnya; Puisi dan Prosa





perbedaan puisi lama dan baru
Perbedaan sastra lama dan baru

Karya sastra, baik puisi maupun prosa berdasarkan waktu pembuatannya dapat dibedakan menjadi karya sastra lama dan baru. Adapun penjelasan dan contohnya sebagai berikut.

  KARYA SASTRA LAMA    Vs    KARYA SASTRA BARU   

Pengertian Karya Sastra Lama 


Karya sastra lama adalah karya sastra yang ditulis sastrawan pada zaman kerajaan atau masa dimana belum adanya pergerakan nasional.

Pengertian Karya Sastra Baru

Karya sastra baru/modern adalah karya-karya sastra yang hidup dan berkembang di kehidupan masyarakat modern. Sastra modern lahir setelah munculnya pergerakan nasional atau tidak berada pada zaman dahulu atau zaman kerajaan. Karya sastra baru biasanya telah dipengaruhi oleh karya sastra asing sehingga sudah tidak asli lagi.

Ciri-Ciri Karya Sastra Lama:
1. Ceritanya berpusat pada kehidupan istana (istana sentris)
2. Terikat oleh aturan-aturan yang ada (terutama puisi)
3. Dibidang prosa kebanyakan bersifat khayal
4. Sifatnya statis (tidak berkembang)
5. Tanggal dan nama pengarang tidak dituliskan
6. Lebih menonjolkan kehidupan kolektif daripada individual (milik bersama)
7. Bersifat anonim (nama pengarangnya tidak dikenal)
8. Bersifat lisan, disampaikan dari generasi ke generasi secara lisan, dari mulut ke mulut (leluri)
9. Tema karangan bersifat fantastis
10. Bahasa yang digunakan klise (masih sama seperti itu-itu saja)

Ciri-Ciri Karya Sastra Baru
• Pengarang dikenal oleh masyarakat luas
• Bahasanya tidak klise
• Proses perkembangan dinamis
• tema karangan bersifat rasional
• bersifat modern / tidak tradisional
• masyarakat sentris (berkutat pada masalah kemasyarakatan)


Contoh-contoh Karya Sastra Lama dan Baru    

Contoh Puisi-puisi Lama  

1. Pantun
Pantun adalah karya sastra lama yang terikat oleh aturan-aturan atau syarat-syarat tertentu. Adapun syarat-syaratnya yaitu:

• Dalam satu bait terdiri dari empat baris
• Dua baris pertama berupa sampiran
• Dua beris terakhir berupa isi
• Jumlah suku kata tiap baris antara 8-12 suku kata
• Bersajak AB-AB

Contoh pantun:

Berakit-rakit ke hulu
Berenagn-renang ke tepian
Bersakit-sakit dahulu
Bersenang-senang kemudian

Cara membuat pantun dengan mudah dapat dibaca pada tulisan "Syarat-syarat pantun dan cara membuat pantun dengan mudah".


2. Mantra
Mantra adalah puisi tua yang keberadaanya dalam masyarakat Melayu bukan sebagai karya sastra melainkan lebih banyak berkaitan dengan adat dan kepercayaan (berhubungan dengan hal – hal yang bersifat magis atau sebagai do’a-do’a).

Contoh Mantra:

Assalammu’alaikum putri satulung besar
Yang beralun berilir simayang
Aku menyanggul rambutmu
Aku membawa sadap gading
Akan membasuh mukamu


3. Syair
Seperti halnya pantun, syair termasuk puisi lama yang terikat oleh aturan-aturan. Namun syair bukanlah asli dari Indoesia, melainkan dari Arab. Adapun ciri-ciri syair adalah:

• Terdiri dari beberapa bait yang saling berhubungan
• Satu bait biasanya terdiri dari 4 baris
• Rima akhir tiap bait aaaa
• Semua baris merupakan isi dan mengandung makna (pada pantun, 2 baris terakhir yang mengandung makna)

Contoh syair:

Wahai Ananda dengarlah pesan
Pakai olehmu sifat anak jantan
Bertanggung jawab dalam perbuatan
Beban dipikul pantang dielakkan

Wahai Ananda intan pilihan
Sifat tanggung jawab engkau amalkan
Berani mencencang terpotong tangan
Berani berhutang tumbuhlah beban

Wahai Ananda permata hikmat
Tanggung jawabmu hendaklah ingat
Berani menanggung sebab akibat
Berani berbuat tangan dikebat

Wahai Ananda intan terserlah
Bertanggung jawab dalam bertingkah
Berani menanggung sakit dan susah
Berani mati mempertahankan lidah

Wahai Ananda Bunda berpesan
Tanggung jawabmu jangan tinggalkan
Sakit dan perih engkau tahankan
Aib dan malu engkau tampungkan


4. Gurindam
Gurindam adalah puisi lama yang satu baitnya hanya terdiri dari dua baris. Gurindam berasal dari Tamil. Cirinya:

• Satu bait terdiri dua baris
• Sajak aa
• Baris pertama sebagai sebab atau syarat, dan baris kedua sebagai akibat atau tujuan (berbeda dengan pantun kilat yang terdiri dari dua baris, yaitu baris pertama sampiran dan baris kedua isi)
• Biasanya dipakai untuk menyamaikan nasihat

Contoh gurindam:

Bila perut terlalu kenyang
Pikiran jernih jadu hilang

Apabila janji tidak ditepati
Orang tak percaya sampai mati

Barang siapa berbuat cermat
Hidupnya akan selalu selamat


5. Seloka
Seloka adalah bentuk puisi Melayu Klasik, berisikan pepetah maupun perumpamaan yang mengandung senda gurau, sindiran bahkan ejekan. Cirinya:

• Berisi pepatah.perumpamaan/senda gurau/sindiran
• Biasanya ditulis empat baris memakai bentuk pantun atau syair

Contoh Seloka:

Sudah bertemu kasih sayang
Duduk terkurung malam siang
Hingga setapak tiada renggang
Tulang sendi habis berguncang


6. Bidal/Pribahasa
Bidal adalah peribahasa atau pepatah yang mengandung nasihat, peringatan, sindiran, dan sebagainya. Bidal biasanya berupa kalimat singkat yang memiliki makna kiasan atau figuratif yang bertujuan menangkis, menyanggah, atau menyindir.

Pengungkapan pikiran dan perasaan dalam bidal tidak secara langsung, tapi dengan sindiran, ibarat, dan perbandingan. Bidal digolongkan dalam puisi lama, karena bentuk bidal yang singkat atau tidak sepanjang prosa.

Contoh Bidal:

Bagai api dengan asap artinya utuh dan tidak bisa bercerai lagi/selalu bersama-sama.


7. Talibun
Talibun adalah sejenis puisi lama seperti pantun karena mempunyai sampiran dan isi, tetapi lebih dari 4 baris (mulai dari 6 baris hingga 20 baris). Berirama abc-abc, abcd-abcd, abcde-abcde.

Ciri-ciri Talibun adalah seperti berikut:

• Termasuk puisi bebas
• Ada sampiran dan isi
• Jumlah bait lebih dari empat
• Berirama abc-abc, abcd-abcd, abcde-abcde
• Berfungsi untuk menjelaskan sesuatu perkara
• Isinya secara terperinci
• Merupakan bahan penting dalam pengkaryaan cerita penglipur lara

Contoh Talibun:

Tengah malam sudah terlampau
Dinihari belum lagi nampak
Budak-budak dua kali jaga
Orang muda pulang bertandang
Orang tua berkalih tidur
Embun jantan rintik-rintik
Berbunyi kuang jauh ke tengah
Sering lanting riang di rimba
Melenguh lembu di padang
Sambut menguak kerbau di kandang
Berkokok mendung, Merak mengigal
Fajar sidik menyinsing naik
Kicak-kicau bunyi Murai
Taktibau melambung tinggi
Berkuku balam dihujung bendul
Terdengar puyuh panjang bunyi
Puntung sejengkal tinggal sejari
Itulah alamat hari nak siang
(Hikayat Malim Deman)


8. Karmina
Karmina adalah Pantun kilat terdiri atas 2 baris. baris pertama sebagai sampiran dan baris kedua sebagai isi berupa sindiran dengan rumus rima a-a. Karima biasa disebut Pantun dua seuntai (pantun kilat).

Contoh Karmina:

Kayu Lurus dalam ladang (a)
Kerbau kurus banyak tulang (a)

9. Soneta
Soneta adalah bentuk kesusasteraan Italia yang lahir sejak kira-kira pertengahan abad ke-13 di kota Florance. Cirinya:

• Terdiri dari 14 baris
• Terbagi dalam 4 bait
• Baris pertama dan kedua masing-masing 4 baris
• Baris ketiga dan keempat masing-masing 3 baris

Contoh soneta:

Pagiku hilang sudah melayang
Hari mudaku sudah pergi
Sekarang petang datang membayang
Batang usiaku sudah tinggi

Aku lalai di hari pagi
Beta lengah di masa muda
Kini hidup meracun hati
Miskin ilmu, miskin harta

Akh, apa gunanya kusesalkan
menyesal tua tiada berguna
Hanya menambah luka sukma

Kepada yang muda kuharapkan
Atur barisan di hari pagi
Menuju ke arah padang bukti!
(A. Hasymi)


Contoh Puisi Baru/Modern  

Puisi Modern
Puisi modern adalah puisi yang tidak terikat oleh aturan-aturan atau syarat-syarat tertentu. Puisi ini bebas ditulis oleh pengarangnya dengan jumlah baris, baris, dan rima apa saja. Lalu, seperti apa puisi modern itu? Berikut contoh puisi baru/modern ciptaan Gus Mus.

Bila Kutitipkan

Bila kutitipkan dukaku pada langit
Pastilah langit memanggil mendung

Bila kutitipkan resahku pada angin
Pastilah angin menyeru badai

Bila kutitipkan geramku pada laut
Pastilah laut menggiring gelombang

Bila kutitipkan dendamku pada gunung
Pastilah gunung meluapkan api. Tapi

Kan kusimpan sendiri mendung dukaku
Dalam langit dadaku

Kusimpan sendiri badai resahku
Dalam angin desahku

Kusimpan sendiri gelombang geramku
Dalam laut pahamku

Kusimpan sendiri.

Baca juga : Analisis Puisi 'Doa' Karya Chairil Anwar Lengkap Unsur Fisik-Batin


Contoh Prosa-prosa Lama   

1. Dongeng
Dongen adalah cerita khayalan yang belum bisa dipastikan kebenarannya. Dongeng dapat dikelompokkan menjadi beberapa macam:

  a. Mithe
  Mithe adalah Dongeng yang berhubungan dengan kepercayaan masyarakat.

  b. Legenda
  Legenda adalah Dongeng yang berhubungan dengan keanehan dan keajaiban alam.

  c. Fabel
  Fabel adalah Dongeng yang menceritakan tentang kehidupan binatang.

  d. Sage
  Sage adalah Dongeng yang mengandung unsur sejarah.

  e. Parable / dongeng jenaka
  Parable adalah Dongeng yang berisi kiasan yang didalamnya mengandung ajaran-ajaran hidup.

  f. Epos/wira cerita
  Epos adalah Dongeng tentang keberanian dan kepahlwanan yang terus berkembang di tengah
  masyarakat.


2. Hikayat
Hikayat adalah salah satu bentuk sastra prosa, terutama dalam Bahasa Melayu yang berisikan tentang kisah, cerita, dan dongeng. Umumnya mengisahkan tentang kehebatan maupun kepahlawanan seseorang lengkap dengan keanehan, kesaktian serta mukjizat tokoh utama.
Sebuah hikayat dibacakan sebagai hiburan, pelipur lara atau untuk membangkitkan semangat juang.


3. Cerita berbingkai
Cerita berbingkai adalah cerita yang didalamnya terdapat pula cerita yang diceritakan para pelakunya. Jadi dalam cerita masih ada cerita lagi.


4. Tambo/sejarah
Tambo adalah Cerita pada zaman dahulu yang isinya tidak 100% benar


5. Cerita pelipur lara
Cerita pelipur lara adalah Cerita yang mengungkapkan tentang kebodohan seseorang yang disajikan secara humor.


Contoh Prosa-prosa Baru/Modern  

1. Cerpen

Cerita pendek (cerpen) adalah cerita yang bentuknya pendek. Ciri- ciri cerpen antara lain mempunyai alur sederhana, tokohnya beberapa orang saja, latarnya hanya sesaat, lingkupnya terbatas dan temanya lebih sederhana. Bahkan ada yang menambahkan panjang kata-katanya Karena singkatnya, cerita-cerita pendek yang sukses mengandalkan teknik-teknik sastra seperti tokoh, plot, tema, bahasa secara lebih luas dibandingkan dengan fiksi yang lebih panjang. Cerita pendek berasal dari anekdot, sebuah situasi yang digambarkan singkat yang dengan cepat tiba pada tujuannya.

Cerpen dibangun oleh dua unsur, yaitu unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik. Begitu juga karya sastra berbentuk prosa lainya juga dibangun oleh dua unsur tersebut sebagaimana diuraikan pada tulisan lain "Unsur Intrinsik-Ekstrinsik Karya Sastra Prosa: Cerpen, Novel, Roman Lengkap".

2. Novel
Novel adalah cerita yang mengisahkan sisi utuh kehidupan tokoh-tokohnya. Ciri-ciri umum novel antara lain mempunyai alur yang lebih rumit dan panjang, tokohnya juga lebih banyak dan terbagi dalam berbagai karakter, latar waktunya lama, dan lingkupnya luas serta temanya lebih rumit dan kompleks.

Penulis novel disebut novelis.Novel lebih panjang (setidaknya 40.000 kata) dan lebih kompleks dari cerpen, dan tidak dibatasi keterbatasan struktural dan metrikal sandiwara atau sajak. Umumnya sebuah novel bercerita tentang tokoh-tokoh dan kelakuan mereka dalam kehidupan sehari-hari, dengan menitik beratkan pada sisi-sisi yang aneh dari naratif tersebut. Novel dalam bahasa Indonesia dibedakan dari roman. Sebuah roman alur ceritanya lebih kompleks dan jumlah pemeran atau tokoh cerita juga lebih banyak


3. Roman
Roman adalah cerita yang mengisahkan kehidupan tokoh-tokohnya secara utuh. Seperti halnya novel, roman memiliki ciri-ciri alurnya rumit dan panjang atau kompleks. Perbedaannya, Roman adalah cerita yang mengisahkan tokoh sejak lahir sampai meninggal, Sedangkan novel hanya mengisahkan sebagian kehidupan tokoh yang mengubah nasibnya.


4. Drama
Drama adalah satu bentuk karya sastra yang berupa naskah untuk diperankan oleh pemain atau aktor. Drama bisa diwujudkan dengan berbagai media, yaitu di atas panggung, film, atau televisi. Drama juga terkadang dikombinasikan dengan musik dan tarian, sebagaimana sebuah opera.

Di Indonesia, pertunjukan sejenis drama mempunyai istilah yang bermacam-macam. Misalnya wayang orang, ketoprak, ludruk (di Jawa Tengah dan Jawa Timur), lenong (Betawi), randai (minang), reog (Jawa Barat), rangda (Bali) dan sebagainya.



Disadur dari beberapa sumber


Baca juga: 



Buka Komentar

Comments

Conny Abdull said…
Salam sastra...
Yusuf Efendi said…
Salam sastra gan
Unknown said…
Makasih isinya lengkap

Popular posts from this blog